Selasa, 21 April 2009

2009 milik Demokrat

tak ada keajaiban yg terjadi dihari kamis, 9 April 2009. disenja hari, ketika semua stasiun tv sibuk memposting hasil quick count perolehan suara masing2 partai peserta pemilu legislatif 2009 yg dihelat secara langsung dan dg metode contreng ini. sesuai prediksi, Partai Demokrat berhasil memenuhi target "omset" suara mereka sebesar 20%. sampai detik ini pun partai berlambang segitiga mercy itu tetap nyaman dan aman bercokol dipuncak klasemen sementara perolehan suara baik yg direkap oleh KPU maupun lembaga2 survey independen, tanpa secuilpun bisa dijangkau apalagi disentuh oleh si pohon beringin maupun si moncong putih yg bersaing ketat memperebutkan kursi runner up dg perolehan suara yg sangat ketat. hingga tanggal 20 April, pohon beringin memperoleh 14.606% persen suara, sedangkan si moncong putih menempel ketat dg geram dg menabung 14.09% suara, sedangkan si segitiga mercy tak tersentuh dipuncak dg pangsa 20.486% suara.

lembaga2 survey jauh2 hari sebelum pemilu digelar sudah merilis hasil survey mereka mengenai kira2 sapa yg akan menang dalam pemilu kali ini, dan mereka semua kompak menempatkan partai yg berhaluan nasionalis-religius ini di pole position. tak perlu bertanya kepada mama Lauren ato pengamat politik yg kesohor sekalipun mengenai sebab musabab pasal yg membuat segitiga mercy mampu memenangkan pemilu kali ini. dan pasal itu tak lain tak bukan adalah sesosok tokoh partai tsb yg kini masih menjabat sbg kepala suku republik ini, ialah tokoh yg tenar dg inisial SBY tsb. dg kinerja selama 5 tahun pemerintahannya yg dinilai cukup baik oleh sebagian besar masyarakatnya walaupun dimata oposisi yg tak lain tak bukan adalah simoncong putih, kinerja SBY tidak lah lebih baik dibanding pemerintahan juragan nya di periode sebelumnya (lhaa.. wong dimana2 emang tak ada kinerja pemerintah yg becus dimata oposisi kok). tapi rakyat kini sudah cerdas bung, mereka bisa menilai sendiri, dan biarkan mereka menilai sapa yg lebih baik dr sapa, dan hasilnya bisa kita liat diklasemen perolehan suara tadi.

dg menempatkan SBY sbg model iklan dalam proses sosialisasi dan selama waktu kampanye, dg memflashback dan mengklaim apa2 saja yg sudah dicapai oleh pemerintahannya, segitiga mercy emang memperoleh kesuksesan luar biasa, SBY sanggup meningkatkan brand awareness dan brand image partai. kini, orang menilai partai demokrat tak lain adalah SBY, begitu juga sebaliknya, SBY adalah partai Demokrat itu sendiri, maka tak heran perolehan suara Demokrat melesat jauh dan amat merata diseluruh nusantara.
keberhasilan Demokrat ini tergolong prematur, apa tidak, status Demokrat masihlah "anak kemarin sore", yg usianya aja baru 5 tahun. namun apa daya bung, pesaing2 Demokrat tak benar2 punya figur yg sanggup menyamai popularitas SBY. si pohon beringin hanya punya JK yg popularitasnya lumayan, tapi tetap aja belum sampai kelevel SBY, status JK sebagai RI-2, tak cukup menolong utk menyikut Demokrat yg punya RI-1. sedangkan si moncong putih hanya punya Mega yg meskipun alumni RI-1, tapi ketenarannya sudah berangsur-angsur pudar, Mega hanya berjaya ketika pak Harto lengser, tatkala semua orang tergila-gila dg yg namanya demokrasi. alhasil, Mega yg punya satu2nya partai berlabel demokrasi waktu itu memetik manfaat yg luar biasa dg menjadi jawara di 1999. sedangkan Gerindra dan Hanura yg komandannya masing2 adalah jenderal berpengaruh dizaman orba dan sama2 alumni Golkar mencoba peruntungan menjadi batu sandungan bagi ketiga partai besar tsb, tapi ternyata masih jauh panggang dr api. Gerindra meskipun adalah partai dg dukungan dana terbesar dalam pemilu kali ini hanya memperoleh 4%an suara, sedangkan Hanura dapat 3%an suara. sebenarnya lumayan utk ukuran partai baru, tapi tetap aja komandan kedua partai tsb tak puas. mereka lupa akan track record masing2 dalam perjalanan karir politik mereka, ketika sejarah pernah mencatat masa paling kelam yg pernah dialami oleh bangsa ini. akhirnya, basa-basi seputar popularitas masing2 komandan partai membawa kepada kesimpulan bahwa pemilu sekarang ini tak lebih dari pertarungan pengaruh dan popularitas belaka.

hasil pemilu sudah jelas, hanya menunggu formalitas utk mengesahkannya. kini, sapa yg akan menjadi kepala suku Republik ini utk 5 tahun kedepan pun sudah kelihatan bentuknya. aku pribadi setuju dg pernyataan pak Amien Rais : kalau tak ada "gempa tektonik politik" yg luar biasa besar, yg bisa menimbulkan tsunami politik yg sanggup menghancurkan semua sumberdaya2 si segitiga mercy, maka dipastikan SBY akan tetap melenggang dan bersemayam di istana negara utk 5 tahun kedepan.
aku dan mungkin juga masyarakat Indonesia pd umumnya cuma bisa berharap, sapapun yg akan terpilih nanti, hendaknya pihak yg kalah mesti legowo, berlapang dada menerima kekalahan. belajarlah dr Jhon Mc Cain yg menerima kekalahannya dg lapang dada, dan mengajak semua pendukungnya utk membangun negeri mereka bersama-sama dg Obama. hendaknya yg kalah nanti juga demikian, silakan kembali di 2014 tatkala SBY tak bisa tampil lagi. mari menciptakan iklim politik yg kondusif, prioritaskan kepentingan nasional diatas kepentingan individu/golongan/lembaga, mari bersaing secara jujur dan sehat, berilah rakyat pembelajaran dan teladan politik yg baik. dan semoga presiden terpilih nantinya sanggup membawa negeri ini kearah yg lebih baik lagi, dimana birokrasi yg bersih, supremasi hukum, pemberantasan korupsi, dan kesejahteraan yg merata diseluruh pelosok negeri yg menjadi cita2 rakyat dapat benar2 tercapai. semoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar