Kamis, 23 April 2009

mari selamatkan bumi


hari bumi sudah diperingati, tapi kondisi bumi tidaklah menjadi lebih baik. berikut ini adalah analisa dan perenunganku yg awam tentang ancaman perubahan iklim yg sudah menggerogoti bumi juga kehidupan yg disokongnya. karena masih awam, mungkin tulisan ini akan mengecewakan anda yg membacanya. karena itu, saran dan kritik silakan dialamatkan... :)

........................................................................................................................................................................

kemarin, rabu, 22 April merupakan hari berlabel hari bumi sedunia yg diperingati secara global. masyarakat dunia, terutama para aktivis lingkungan hidup banyak yg turun kejalan, naik panggung, bersandiwara membawa pesan betapa bumi kini sedang kritis dan perlu segera utk diselamatkan. namun, meskipun setiap tahun diperingati, adakah kita dengar bumi kabarnya semakin baik kesehatannya?, tidak sobat, bumi tak pernah menjadi lebih baik, malah kualitas lingkungan hidup kian hari kian menurun. meskipun tahun depan ditanggal dan bulan yg sama, aktivis2 lingkungan hidup itu kembali unjuk diri membawa suara hati bumi, tetap aja takkan banyak yg berubah. sebab, tak ada usaha kita, penghuni bumi yg benar2 signifikan pengaruhnya dalam misi penyelamatan bumi.

kita semua tentu sudah tau, baik dr berita2 yg kita baca dr media cetak, yg kita dengar dr media elektronik, maupun informasi dr mulut kemulut bahwasanya bumi sekarang ini sedang menghadapi bahaya pemanasan global. bahkan, kita mungkin sudah hampir bosan mendengar istilah yg ditelinga awam sungguh terdengar keren ini. sejak era revolusi industri bergulir, nasib bumi memang semakin buruk. gas2 buangan industri sbg ampas dr pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas, dan batu bara menumpuk diangkasa. gas2 buangan itu seperti CO2, metana, CFC, O3, dan lainnya menghadang cahaya matahari yg secara reflek dan natural dipantulkan kembali oleh bumi, sehingga terjadilah efek rumah kaca itu. efek rumah kaca menyebabkan suhu dipermukaan bumi semakin panas, yg kemudian disebut orang sebagai pemanasan global. dan sebagai konsekuensinya, perubahan iklim dunia tak bisa dihindari. perubahan iklim inilah yg menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan kehidupan dibumi saat ini juga dimasa yg akan datang.

memang, kita semua sudah berupaya. berbagai usaha telah dilakukan baik oleh individu maupun pemerintah diseluruh dunia. yg paling familiar kita dengar adalah penanaman sejuta pohon secara nasional tahun 2008 yg lalu, hingga acara puncak konferensi dunia utk perubahan iklim Desember 2008 yg dihadiri oleh pemimpin2 dunia utk mencari solusi dlm mensiasati perubahan iklim tsb. namun, seperti yg kita lihat, tak ada perkembangan yg berarti utk kebaikan bumi.
penanaman pohon emang salah satu solusi yg baik, tapi bukanlah yg terbaik. pohon, melalui daun2 nya emang bisa menarik CO2, tapi tidak bisa berbuat apa2 thd gas2 rumah kaca yg laen. sedangkan resolusi yg dihasilkan dalam konferensi di Bali itu tak banyak kita dengar pelaksanaannya. earth hour, 28 Maret itu jelas tak sebanding dg 364 hari 23 jam yg laen. maka, nasib bumi pun semakin tak jelas akan berakhir seperti apa.

mata rantai penyebab perubahan iklim ini sudah jelas adalah bersumber dr gas2 rumah kaca itu. ibarat penyakit yg timbul akibat virus, tentu kita harus membunuh virus nya kalo mau sembuh. namun, ini memang sulit sobat. tak mungkin rasanya bagi kita manusia menghentikan penggunaan thd bahan bakar fosil yg selama ini telah menyokong kehidupan manusia. apalagi, negara2 didunia berlomba-lomba utk menjadi negara industri yg maju, sehingga penggunaan thd bahan bakar fosil tak kan pernah berkurang, yg ada malah semakin meningkat dan tak terkendali, sehingga malapetaka berwujud perubahan iklim berikut akibat2 yg ditimbulkannya tak kan jauh2 dr kehidupan manusia. sehingga kedepan, masih akan kita dengar lagi, nyawa manusia yg melayang sia2 akibat bencana2 alam.

oleh sebab itu, demi keberlangsungan hidup manusia kedepan, penggunaan bahan bakar fosil sebisa mungkin diminimalisir. dan adalah tantangan bagi orang2 jenius diseluruh dunia utk menemukan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. aku rasa, solusi terbaik memang terletak dienergi hijau ini. namun sayang, hingga saat ini belum ada penemuan penting yg bisa menggantikan peran bahan bakar fosil secara menyeluruh. namun begitu, semangat utk menemukan energi hijau ini tak boleh surut, demi kehidupan yg lebih baik, pihak2 yg berkompeten dg didukung oleh pemerintah diharapkan dp terus melakukan penelitian2 hingga sumber energi hijau itu bener2 dp digunakan.
di Indonesia sendiri, aku pernah baca bahwa pemerintah terus mendorong upaya utk mengembangkan energi alternatif ini. misalnya utk pembangkit listrik, sudah mulai menggunakan energi panas bumi sebagai bahan bakarnya, begitu juga pembangunan pabrik biofuel terbesar didunia yg dibangun oleh putra/i Indonesia sendiri, yaitu PT Rekayasa Industri (Rekin). tentu ini menjadi semacam angin segar bagi Indonesia, sebuah negara kepulauan yg menghadapi ancaman paling nyata dr perubahan iklim dunia, juga sebagai pengobat rasa duka karena cadangan minyak diperut bumi Indonesia kian hari kian menipis.

sedangkan kita umat awam bisa memulai dr diri sendiri. jagalah lingkungan sekitar. tanamlah minimal 1 pohon dihalaman rumah, dan jangan membakar hutan utk membersihkan lahan. bagaimanapun, bumi adalah milik kita bersama, dan karenanya kita harus menjaganya bersama-sama pula dg masyarakat dunia lainnya. semoga bahan bakar fosil dp segera diganti perannya oleh energi hijau yg lebih bisa diterima bumi, dan semoga pihak2 yg senantiasa melakukan perusakan thd alam dp disadarkan nuraninya, dg berbalik ikut menjadi sahabat bagi bumi. demi kelangsungan hidup manusia, demi bumi yg lebih hijau, mari bersama-sama selamatkan bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar