Minggu, 05 April 2009

the journey (chapter 1)

hari ini Sabtu, 1 April '09, raungan lagu Jay Chou, OST Kungfu Dunk, yg aku set sbg alarm signal dihpku yg sudah snooze kurang lebih setengah jam kembali merusak tidurku yg nyenyak utk yg kesekian kali. akupun bangun secara terpaksa. early morning blue, OST Kungfu Dunk, dan lagu2 dangdut yg diputar oleh tukang jual VCD bajakan d samping rumah adalah orkestra selamat pagi yg senantiasa menyambut bangunku setiap pagi, setiap hari. lalu segera di telah mentah2 oleh early morning red karena aku ingat satu hal : balek kampung. akupun jadi lebih semangat lebih dari pada biasanya hari ini.
aku batal sarapan pagi ini, mie instan vegie yg kumasak ternyata sudah dirasuki semut. tapi tak mengapa, sebagai gantinya aku buat segelas soya bean dan menjejali lambungku dg beberapa keping biskuit. jadilah, utk tidak sampai kelaparan diperjalanan ke Selatpanjang.

kalo diukur-ukur, kampung kami yang kecil itu, Kuala Asam, yg bahkan dipeta Kabupaten pun takkan nampak pangkal hidungnya, berarah sebelah timur dari Pekanbaru, tepatnya dari tempat dimana aku tinggal. dia terletak dikepulauan Merbau, dengan Ibu kota kecamatannya adalah Teluk Belitung, berada dalam satu gugus kepulauan Meranti, yang baru saja mendeklarasikan diri berpecah kongsi dengan Kabupaten Bengkalis, dan telah disetujui pula oleh wakil-wakil rakyat yang terhormat dinunsenayan sana. kepulauan ini, Merbau, Rangsang, dan Tebing Tinggi yang kemudian disingkat Meranti merupakan daerah kepulauan Melayu. penduduknya didominasi secara dominan oleh suku Melayu dan etnis Tionghoa yang hidup berdampingan dengan damai.

pagi ini cerah sekali, tak ada yg kurisaukan sebenarnya selain sakit perutku ini. maka, ku luangkan waktu sebentar utk berurusan dg kamar mandi barang 10 menit.
ku sabet koper dan tas ranselku dan turun kebawah, menghardik si Bobby, salah satu karyawan toko tante utk mengantarku ke pelabuhan. mendengar hardikanku, maka meluncurlah makian2 bernada bercanda dari mulut monyongnya itu, seperti biasa kalo aku merepotkan dirinya yang sepanjang hari emang sibuk. namun, karena merasa banyak berhutang budi padaku, maka diantarnya juga walaupun sepanjang jalan mulutnya tak berhenti mengomel dan komat-kamit menyesali keputusannya. aku tokok kepalanya serta merta, menjanjikan traktiran teh telur kesukaannya waktu aku pulang nanti. maka, berhentilah dia mengomel dan menyunggingkan senyum, menyeringai memamerkan gigi2nya yg mirip herbivora kepadaku. perangai yg benar2 membuatku dongkol.. dasar preman Gunung Sitoli!!!

pelabuhan Sungai Duku tidak lah ramai seperti lazimnya sebuah pelabuhan. oh, pantesan, rupanya kapal2 cepat tujuan Bengkalis udah berangkat jam 8 tadi, kapal tujuan Malaka juga sama, udah berangkat, dan penumpang2 tujuan Selatpanjang juga udah masuk kespeed boat Garuda. aku buru2 check in, dan menitipkan bagasi. bergegas masuk keGaruda. aku duduk dikursi bagian belakang, karena didepan udah pada penuh. Garuda berangkat jam 9 lewat sikit, menyusuri sungai Siak yg konon merupakan sungai terdalam diSumatera bahkan diIndonesia ini dengan kecepatan penuh. gelombang berukuran sedang yg ditimbulkannya meningkahi sampan2 nelayan tradisional yg sedang menangkap ikan atopun sekedar menyeberang keseberang sana. sepanjang DAS ini, bercokol dg enggan deretan rumah2 panggung yang miring seperti akan ditelan oleh sungai tersebut. inilah yg disebut pengamat perkotaan sebagai daerah pinggiran, kawasan kumuh, dimana sungai bagi penduduk2nya adalah segala-galanya, sumber penghasilan dan MCK.

kegiatan selanjutnya adalah mobilisasi massal para penumpang Garuda ke bus yang sudah menunggu kami diPerawang. dengan 2 buah bus berkapasitas masing2 sekitar 50 penumpang kami diangkut menuju Buton, pelabuhan dimana kami akan naik speed boat lagi menuju destinasi terakhir : Selatpanjang. rute Pekanbaru-Perawang-Buton-Selatpanjang ini adalah rute yg paling lazim digunakan oleh orang2 pesisir yang ingin pulang kampung, dan satu2 nya rute yg dipakai oleh MV Garuda dalam bisnis jasa pengangkutan penumpangnya. mobilisasi kami kali ini, dari tempat bus berhenti ke Speed boat sedikit lebih lama. kami harus berjalan sekitar 500 m. tapi bagiku jarak ini tak sampai merisaukan otot2 kakiku. sebab, didepan sana, terhampar luas laut berwarna hijau muda persis seperti laut dikampung kami. melihatnya membuatku merasa tenang, aku tak punya alasan utk menjelaskan mengapa aku merasakan ketenangan ini. yang aku tau, aku adalah seorang anak pesisir yang menyukai laut, pantai, hutan, dan hasil karya cipta alam lainnya.

aku tak sabar ingin cepat sampai diSelatpanjang. aku tak sabar ingin bereuni lagi dg kakakku, kakak terbaik diseluruh dunia. kakak yang seumur hidupnya tak sedikitpun pernah memarahiku, walaupun dulu ketika aku kecil, aku sering mengintimidasinya, memarahinya, menyakiti hatinya. tapi ia tak pernah marah, tak pernah benci, atopun apa. kalau dia tak tak tahan dg perangaiku, dia menumpahkan semua emosinya dengan menangis. aku waktu itu bukannya menyesal, malah pergi begitu saja. dasar anak ingusan yg tak tau sopan santun dan tata krama.
kakak memiliki segala syarat utk menjadi anak kesayangan para orang tua. dia berkarakter penyabar, penurut, pendiam, peduli, dan penyayang. maka, tak salah kalo dia selalu menjadi anak kesayangan papa dan mama. sedangkan aku berkarakter bandel, nakal, kurang ajar, rebel, egois, dan arogan, maka tak secuil pun profil kepribadianku yg memenuhi syarat2 menjadi anak kesayangan, keponakan kesayangan atopun apalah. tak ada sobat, tak pernah ada.

kakak menelponku memberu tahu bahwa mereka udah sampai diSelatpanjang. kapal cepat Batam Jet yg mereka tumpangi berangkat lebih cepat sehingga sampainya juga lebih cepat. kapal ini sobat, adalah musuh no 1 para nelayan tradisional. gelombang yg ditimbulkannya sanggup menenggelamkan sampan2 nelayan tradisional dan membuat mereka serasa kehilangan jantung. maka, kalo ada tanda2 kapal ini datang, maka mereka cepat2 mengayuh sampannya agak kedarat, atau memasang posisi menghadap kearah gelombang datang utk meminimalisir resiko. dg posisi itu, paling mereka hanya akan tergoncang2 sebentar dan berdoa agar sampannya tidak terlalu banyak kemasukan air laut, jadi mereka tidak perlu berpeluh-peluh amat membuangnya nanti.

kami tiba diSelatpanjang sekitar jam 1 siang, kapal menepi dipelabuhan Tanjung Harapan. aku mengambil koper. tak perlu repot2 cari ojek. disana, saat kapal berlabuh, sudah tumpah ruah puluhan sopir becak, becak motor dan ojek mengadu keberuntungan sapakah yg akan mendapatkan penumpang lebih duluan. aku langsung mengiyakan tawaran salah satu abang tukang ojek. karena aku ingin bergegas, takut kalo2 wanti2 paman thd kapten kapal Selat Akar agar menunggu kami menguap mentah2 begitu saja. sepanjang jalan, sang abang tukang ojek bertanya, juga kadang2 bernyata memberi info dalam bahasa melayu yg amat kental logatnya, melakukan semacam relationship marketing thd customer (penumpang) nya, yaitu aku. kalo ia bertanya, maka cepat2 kukumpulkan sisa2 vocabulary bahasa melayu yg udah berserak-serak dlm kepalaku karena jarang digunakan utk menjawabnya. tak ingin malu sebenarnya, masa' anak Meranti tak pandai bahasa melayu?

kapal tujuan Selat Akar mangkal di belakang salah satu kedai kopi orang melayu didekat pasar. kakakku menunggu didepan. jelas sekali matanya memancarkan kelegaan saat batang hidungku udah mulai tampak olehnya. saat aku bertransaksi dg abang tukang ojek itu, kakak kemudian menghambur hilang entah kemana, oh, rupanya dia pergi membeli nasi vegie disekitaran pasar. bibiku memberitahu waktu aku bertanya padanya didalam kapal itu. Mekar jaya, oh, itu pula rupanya nama kapal ini, nama kapal ini ditulis sekenanya saja didinding ditengah-tengah ruang kapten kapal. tak berartistik sama sekali
kapal ini tidaklah mirip kapal penumpang seperti umumnya. dari segi ukuran, desain, dan kecepatan, amat jauh kalahnya dg kapal Belitung jaya, yg mengangkut manusia2 dr Belitung, Kuala asam, dan sekitarnya keSelatpanjang. kapal ini lebih terkesan sbg kapal nelayan yg biasanya mencari ikan kepulau-pulau seperti Tanjung Balai Karimun atopun Tanjung pinang.

Mekar Jaya menarik jangkar sekitar jam 1.30 an, melepaskan tali2 yg mengikatnya dikayu2 besar tiang2 pancang yang memang berfungsi demikian. kapal berjalan pelan sekali karena kelebihan muatan. penuh dengan manusia2 dan barang2 yg berserak disekelilingnya, mulai dari beras, indomie, sayur2an, dan segala macam barang lain yang tidak dijual disana. aku bercerita-cerita dg kakak, bibi, dan nenek. kakak menanyakan gimana pekerjaanku, kamipun larut dlm diskusi tentang rencana turnaroundku, tentang adik kami yg kali ini tak bisa ikut karena ujian praktek, tentang rumah kami yg hampir siap utk dihuni. bibi keempat sekaligus bibi terakhir memperlihatkan padaku foto2 pra pernikahannya. oh, akhirnya menikah juga bibi terakhir kami ini rupanya. aku bersyukur dan berdoa utknya semoga semua berjalan sebagaimana yg mereka rencanakan berdua. dan jangan lupa utk mengundangku makan2 nantinya. sedangkan nenek, seperti biasa selalu bertanya tentang cucu kesayangannya, adik kami, mengapa gerangan dia tak bisa ikut kali ini, kemudian menutupi perbincangan kami dg nasehat " selalu lah mengunjungi adik kalian itu", seperti begitu selalu, kalo ngomong dg nenek.

setelah hampir lebih kurang 3.5 jam perjalanan, tanda2 destinasi udah mulai nampak. didepan sana, nampak samar2 muara sungai Selat akar, dan rumah2 panggung tempat para nelayan menaikkan ikan hasil tangkapan, memarkir pompong, kandang ayam, kandang babi, gudang pakan ayam, juga tempat tinggal para penduduknya. kapal semakin dekat, tampaklah disana, paman, bibi, dan adik2 sepupuku menunggu dengan santai dilantai rumah panggung itu. akhirnya kami sampai, kapal merapat disamping pompong milik paman kami. kami turun disitu, diatas pompong itu. paman kamudian turun kepompongnya, membantu kami berurusan dg barang2 bawaan kami yg memang lumayan banyak dan menyunggingkan senyum sbg ucapan selamat datang didesa Selat Akar.

2 komentar:

  1. wah..serasa ikut pulkam...

    membayangkan pantai, kapal uh..menyenangkan sekali...

    tulisanmu renyah, mirip krupuk, kusantap siang ini :)

    thanks ya!

    BalasHapus
  2. hmm.. thkss ats comment nya ce..
    tggu juga chapter 2 nya ya
    d jamin ga kalah seru dg yg ini.

    BalasHapus