Rabu, 15 April 2009

vegetarianisme - my way of life

dulu, sedikitpun tak pernah tebersit dalam pikiranku utk menjadi vegetarian. walopun cuma lacto-ovo vegatarian, level paling rendah dlm 3 level vegetarian. bagaimana mungkin aku yg begitu hobi makan daging ayam bisa berhenti, diganti dg sayur yg tak begitu kusuka. dulu prinsipnya adalah tiada hari tanpa daging ayam, alias tiada hari tnpa ayam goreng. apalagi kalo diajak paman ma tante ke KFC, CFC ato sebangsanya yg dulu lg ngetop2 nya. hati pasti seneng banget bsa mempertemukan gigi2 karnivoraku dg paha2 ayam KFC yg gresssss banget.
tapi itu dulu sobat...

perubahan itu dimulai tatkala aku memasuki tahun keempat hidup dilingkungan pasar tradisional ditempat tante. apalagi kios2 pasar itu semuanya dibongkar utk diremajakan, dibangun ulang dg konsep pasar modern dg desain yg lumayan bagus utk ukuran pasar yg dulunya amat kumuh itu. pondok2 penjagalan hewan spt ikan dan ayam direlokasi kesepanjang jalan ditempat tinggalku. pondok2 itu dibangun berjajar didepan rumah tante, sehingga setiap hari, sepanjang hari yg tersaji adalah pemandangan yg mengerikan disitu, yaitu pembunuhan dan pembantaian massal thd hewan2 spt ikan dan ayam tsb.
suatu hari ditahun 2004, aku berjalan keluar rumah
utk membeli sesuatu, melewati pondok2 penjagalan ayam dan ikan tsb. hati sungguh teriris, iba, dan kasihan ,menyaksikan bagaimana hidup ikan dan ayam2 itu berakhir secara tragis disitu. aku menyaksikan dg mata kepalaku sendiri bagiamana mereka dibantai secara sadis, bagaimana mereka melawan, memberontak dg tenaga yg tak seimbang dg penjagalnya. bagimana mereka melompat-lompat berusaha sekuat tenaga mempertahankan hidup hingga tetes darah penghabisan, saat mata pisau dg kejam mengiris leher mereka, hingga mereka terkulai lemah tak berdaya disitu, karena sudah kehabisan darah, bagiamana ayam2 itu direbus disebuah tungku air yg panas, bagaimana mereka dikuliti, dimutilasi hingga puluhan bagian sesuai kehendak pembelinya, sungguh mengerikan sobat..




aku introspeksi diri. aku tak bisa lagi membiarkan darah yg tersimbah ditempat penjagalan itu ikut mengalir didalam darahku, karena ikut memakannya. ini tak patut, hanya demi memuaskan nafsu selera makanku, mereka harus mengalami nasib seperti itu. maka, saat itu, aku membulatkan tekad, berikrar utk tidak memakan daging apapun, aku putuskan utk menjadi vegetarian, lacto-ovo vegetarian.
awalnya banyak yg tak setuju, banyak saudara2 ku, mulai dr paman, bibi, tante, dan lainnya menyuruhku utk mengurungkan niat utk berpantang daging, mereka dan beberapa orang tetangga ku bahkan sampai mengolok-olok, menghujat, mengataiku udah gila, bodoh, dan udah dicuci otaknya oleh pendeta2 vihara maitreya, dan beberapa diantaranya terkesan mejaga jarak, mungkin karena takut aku pengaruhi.
ajaran budha maitreya dan sakyamuni emang menganjurkan umatnya utk berpantang daging. tapi aku waktu itu masih belum memikirkannya.
aku bahkan jarang kevihara, paling sering sebulan sekali ato dua kali waktu itu, dan tak pernah sama sekali ikut mendengarkan ceramah ato khotbah dharma, keputusanku utk menjadi "vegie" murni datang dr dalam hatiku sendiri,karena pengaruh prosesi penjagalan tsb. aku ingin menghormati setiap nyawa kehidupan yg ada dibumi, termasuk mereka, hewan2 itu.

awalnya mama juga tak setuju. beliau bersikeras melarangku bervegie. apalagi statusku sbg anak laki2 satu2nya turut memberatkan kondisiku. namun akhirnya beliau luruh juga, setelah melihat perubahan sifatku yg mendadak lebih sopan dan penurut. plus kakak, anak kesayangan beliau ikut join. maka aku dan kakak kini satu kongsi : lacto-ovo vegie. lama2 akhirnya mama setuju juga. beliau cuma mewanti "kalian tak boleh jadi vegan". hidup kemudian berjalan lebih tenang dan damai dg keluarnya mandat mama tsb.

aku tak pernah memikirikan untung-rugi menjalani pola hidup yg baru ini. jika nanti aku tau kalo pola hidup vegie itu sehat, berguna bagi kesehatan, maka bagiku itu hanyalan bonus. dan kemudian kalo aku ketahui dr pemberitaan2 kalo vegie itu ikut membantu dlm mengurangi efek pemanasan global, salah satu solusi terbaik utk krisis air dunia, dan sebagainya karena keselarasannya dg alam, bagiku itu juga hanyalah tambahan bonus aja. motivasi terbesarku adalah bahwa aku tak ingin turut serta menjadi bagian dr pembunuhan hewan2 itu karena memakannya.

tulisan ini tak bermaksud utk mengajak ato memprovokasi temen2 yg non vegie. ini hanyalah sebagai sharing ide dan pengalaman belaka. aku mengerti setiap orang memiliki pola pikir dan cara pandang yg berbeda thd segala sesuatu, termasuk didalamnya mengenai hak asasi hewan. dan untuk semua perbedaan pandangan itu, aku pribadi mengerti dan memaklumi.
aku hanya berharap dan berdoa agar aku bisa selamanya menjalankan pola hidup vegie sampai akhir hayat. dan semoga aku bisa. salam damai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar